Selasa, 08 Oktober 2013

Tata Cara Pelantikan Pengurus IPNU





PERATURAN PIMPINAN PUSAT
NOMOR : 05/PPP/XVI/7354/VI/10

Tentang
TATA CARA PELANTIKAN PENGURUS
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, setelah:

Menimbang           :    1.    Bahwa untuk menjamin penyelenggaraan organisasi dibutuhkan kepengurusan yang absah dan berkomitmen menjalankan tugas dan kewajibannya;
2.      Bahwa untuk menjamin keabsahan pengurus dan menumbuhkan komitmen pengurus, diperlukan pelantikan pengurus;
3.   Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut, maka perlu ditetapkan Peraturan Pimpinan Pusat tentang Tata Cara Pelantikan Pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.

Mengingat              :    1.    Peraturan Dasar (PD) IPNU;
2.   Peraturan Rumah Tangga (PRT) IPNU;
3.   Peraturan Organisasi (PO) IPNU.

Memperhatikan    :    Rapat Pleno PP IPNU tanggal 27 Oktober 2010.

Dengan senantiasa memohon petunjuk Allah SWT,

Menetapkan          :    PERATURAN PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA TENTANG TATA CARA PELANTIKAN PENGURUS IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA


BAB I
KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Pengertian


Dalam Peraturan Pimpinan Pusat ini yang dimaksud dengan:
1.     Pimpinan Pusat, selanjutnya disebut PP, adalah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
2.     Pimpinan Wilayah, selanjutnya disebut PW, adalah Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia.
3.     Pimpinan Cabang, selanjutnya disebut PC, adalah Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia.
4.     Pimpinan Cabang Istimewa, selanjutnya disebut PCI, adalah Pimpinan Cabang Istimewa Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di semua negara di mana IPNU berada.
5.     Pimpinan Anak Cabang, selanjutnya disebut PAC, adalah Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia.
6.     Pimpinan Ranting, selanjutnya disebut PR, adalah Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia.
7.     Pimpinan Komisariat, selanjutnya disebut PK, adalah Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia.
8.     Pelantikan adalah upacara pengambilan sumpah yang menandai dimulai suatu masa khirmat suatu kepengurusan.
9.     Mekanisme pelantikan adalah alur yang ditempuh dalam pelaksanaan pelantikan.
10.   Prosesi pelantikan adalah urutan acara dalam upacara pelantikan yang dilaksanakan secara formal.
11.   Pernyataan pelantikan adalah pernyataan yang memandai dilantiknya suatu kepengurusan.
12.   Naskah pelantikan adalah naskah yang berisi ikrar pelantikan.
13.   Ikrar adalah sumpah jabatan yang dibaca oleh setiap pengurus pada saat pelantikan.


BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 2
Maksud


Tata Cara Pelantikan Pengurus dimaksudkan sebagai pedoman teknis pelatihan pengurus IPNU di semua tingkat dan berlaku secara nasional.


Pasal 3
Tujuan


Tata Cara Pelantikan Pengurus sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 bertujuan agar:
a.     pelaksanaan upacara pelantikan lebih tepat, tertib dan teratur;
b.     kepengurusan memiliki legitimasi kuat karena dilantik dengan ketentuan yang mengikat;
c.     komitmen pengurus untuk menjalankan tugas dan kewajibannya semakin tinggi karena adanya ikrar pengurus.


BAB III
RUANG LINGKUP


Pasal 4
Cakupan


Tata Cara Pelantikan Pengurus sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 2 mencakup:
a.     mekanisme pelantikan;
b.     proses pelantikan;
c.     ikrar pelantikan.


BAB IV
MEKANISME PELANTIKAN



Pasal 5
Herarki Pelantikan


(1)   Pada dasarnya pelantik adalah pimpinan yang mengesahkan kepengurusan.
(2)   Pimpinan Pusat dilantik oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
(3)   Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang dilantik oleh Pimpinan Pusat.
(4)   Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting dan Pimpinan Komisariat dilantik oleh Pimpinan Cabang.
(5)   Dalam hal ayat (3) dan (4) tidak terpenuhi, maka pelantikan dilakukan oleh pimpinan setingkat di atasnya atau pengurus NU pada tingkat yang bersangkutan.
(6)   Khusus untuk Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi, pelantikan dilakukan oleh Pimpinan Cabang.


Pasal 6
Penyelenggara dan Peserta Pelantikan


(1)   Semua kepengurusan yang baru terbentuk pada setiap tingkat wajib menyelenggarakan pelantikan sebagai awal dimulainya suatu masa khidmat.
(2)   Pelantikan sebagaimana ayat (1) diikuti oleh semua anggota kepengurusan.
(3)   Pelantikan sebagaimana ayat (1) dilakukan setelah kepengurusan tersebut mendapat pengesahan.


BAB V
PROSESI PELANTIKAN


Pasal 7
Penyelenggaraan Pelantikan


(1)   Upacara pelantikan pada dasarnya diselenggarakan dalam suatu acara formal yang khusus dilakukan untuk itu.
(2)   Jika ayat (1) tidak terpenuhi, upacara pelantikan bisa digabung dengan acara lainnya, selama tidak mengurangi kehidmatan upacara.


Pasal 8
Manual Acara Pelantikan


Upacara pelantikan pada dasarnya terdiri dari beberapa acara berikut:
a.     pembukaan;
b.     pembacaan ayat suci al-Qur’an dan sholawat nabi;
c.     lagu kebangsaan Indonesia Raya dan mars IPNU;
d.     acara inti pelantikan;
e.     serah terima jabatan;
f.      pidato sambutan;
g.     do’a dan penutup.


Pasal 9
Lagu Kebangsaan dan Mars IPNU


(1)   Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars IPNU sebagaimana dimaksud pasal 8 poin c dinyanyikan oleh semua peserta dan/atau dinyanyikan oleh kelompok paduan suara dengan dipandu oleh seorang dirigen.
(2)   Pada saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars IPNU dinyanyikan, hadiri diminta untuk berdiri.

Pasal 10
Acara Inti Pelantikan


(1)   Acara inti pelantikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 poin d, berisi pembacaan surat pengesahan, pengambilan ikrar pengurus, dan penyataan pelantikan.
(2)   Seluruh acara inti pelantikan sebagaimana ayat (1) dipimpin oleh pelantik sebagaimana diatur dalam Pasal 5.
(3)   Pelantik membacakan surat  penge­sahan tentang kepengurusan yang akan dilantik beserta susunan pengurus lengkap.
(4)   Pelantik selanjutnya memanggil semua pengurus yang menjadi peserta pelatikan untuk maju ke tempat pelantikan.
(5)   Peserta pelantikan berbaris menghadap kehadirin dengan ketua berada dibarisan paling kanan.
(6)   Pelantik membacakan ikrar pelantikan yang diikuti oleh segenap peserta pelantikan.
(7)   Setelah pembacaan ikrar, pelantik selanjutnya mengucapkan pernyataan pelatikan yang berbunyi: ”Dengan ini pimpinan (disebutkan tingkat kepengurusan) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disebutkan nama daerah kerjanya) dinyatakan dilantik dan sah menjadi pengurus”. 
(8)   Pada saat pengambilan ikrar dan pernyataan pelantikan, semua hadirin berdiri.
(9)   Acara pelantikan sebaiknya diakhiri ucapan selamat dengan jabat tangan dari pelantik dan tamu undangan seperlunya.


Pasal 11
Serah Terima Jabatan


(1)   Serah terima yang dimaksud pada pasal 8 poin e, dilakukan dengan penyerahan secara simbolik dan/atau dengan penandatangan berita acara serah terima dari pengurus lama kepada pengurus baru.
(2)   Penyerahan dan penandatanganan disaksikan oleh pengurus NU setempat, pelantik dan/atau pimpinan di atasnya.


Pasal 12
Pidato Sambutan


Pidato sambutan sebagaimana dimaksud pasal 8 poin f adalah sambutan oleh ketua terlantik, pengurus NU setempat, pelantik atau pimpinan di atasnya, serta jika diperlukan pejabat pemerintah pada daerah yang bersngkutan.


Pasal 13
Pembacaan Do’a


Pembacaan do'a sebagaimana dimaksud Pasal 8 poin g, dipimpin oleh seorang kyai dan sebaiknya berisi doa untuk mendukung pengurus yang bersangkutan agar dapat menjalankan tugas organisasi.


BAB VI
IKRAR PELANTIKAN


Pasal 14
Ikrar Pengurus


(1)   Pada setiap pelantikan, pengurus yang dilantik harus membaca ikrar pengurus.
(2)   Ikrar sebagaimana ayat (1) berbunyi:

Bismillahirahmanirrahim
Asyhadu an laa ilaaha illa Allah,
Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah.
Rodlitu billahi robbaa wabil Islaami diinaa,
Wa bi Muhammadi nabiyyan warosuulaa.

Kami sebagai pengurus .................(sebutkan tingkatan kepengurusan) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ............... (sebutkan nama daerah kerjanya) dengan sadar dan penuh tanggungjawab dengan ini menyatakan :

Satu, menjunjung tinggi martabat dan nama baik agama Islam serta berusaha mewujudkan terlaksananya ajaran Islam yang berpaham ahlussun­nah wal jama'ah di tengah-tengah masyarakat.

Dua, siap mempertahankan dan mengamalkan Pancasila.

Tiga, siap menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridloi Allah SWT.

Empat, akan melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus untuk kepentingan organisasi dan masyarakat secara  keseluru­han.

Lima, taat dan patuh kepada Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.

La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim


(3)   Pembacaan ikrar sebagaimana ayat (2) dipandu oleh pelantik dan diikuti oleh semua peserta pelantikan.         


BAB VII
KETENTUAN PENUTUP


Pasal 15
Penutup


(1)   Peraturan Pimpinan Pusat ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
(2)   Agar setiap pengurus dan anggota IPNU mengetahui dan memahami Tata Cara Pelantikan Pengurus, maka setiap tingkat kepengurusan IPNU diwajibkan menyosialisasikan Peraturan Pimpinan Pusat  ini.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal        29 Dzulqa’dah 1431 H
                                  27   Oktober   2010 M


PIMPINAN PUSAT
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA





AHMAD SYAUQI
KHAIRUL ANAM HS.
Ketua Umum
Sekretaris Jendeal




Tidak ada komentar:

Posting Komentar