Senin, 02 September 2013

Peraturan Dasar IPNU



HASIL
KONGRES XVI IPNU
Ponpes Al-Hikmah Brebes, 19-24 Juni 2009

PERATURAN DASAR

MUQADDIMAH

Bismillahirrahmanirrahim
Asyhadu alla ilaha illallah
Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah

Bahwasanya keyakinan umat Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah sebagai prinsip hidup merupakan i’tikad dalam menegakkan nilai-nilai Islam, dasar berpijak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila.

Bahwasanya perjuangan dalam  mempertahankan dan mengisi kemerdekaan melalui tahapan pembangunan nasional untuk mewujudkan keadilan, kemaslahatan, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa adalah kewajiban bagi setiap warga negara, baik secara perorangan maupun bersama-sama.

Bahwasanya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama sebagai bagian yang tak terpisahkan dari potensi generasi muda Indonesia, senantiasa berpedoman pada garis perjuangan Nahdlatul Ulama dalam menegakkan nilai-nilai Islam dan Pancasila sebagai landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bahwasanya atas dasar keinsyafan dan kesadaran akan tanggungjawab masa depan bangsa, kejayaan Islam, kemajuan Nahdlatul Ulama dan suksesnya pembangunan nasional, maka berkat rahmat Allah SWT, kami generasi muda Islam Indonesia menyatakan dengan Peraturan Dasar sebagai berikut:

BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU yang didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H bertepatan dengan tanggal 24 Februari 1954 M di Semarang, untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 2
Kedudukan

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) berkedudukan di Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
AQIDAH dan ASAS

Pasal 3
Aqidah / Asas

1.           Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama beraqidah Islam dengan menganut paham ahlussunnah wal jamaah.
2.          Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB III
SIFAT DAN FUNGSI

Pasal 4
Sifat

IPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagama an.

Pasal 5
Fungsi

IPNU berfungsi sebagai:
1.    Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran.
2.    Wadah kaderisasi pelajar untuk mempersiapkan kader-kader penerus Nahdlatul Ulama dan pemimpin bangsa.
3.    Wadah penguatan pelajar dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah
4.    Wadah komunikasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah, islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 6
Tujuan

Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 7
Usaha

Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana pasal 6, maka IPNU melaksanakan usaha-usaha:
1.      Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi.
2.     Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.
3.     Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah
4.     Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.

BAB V
LAMBANG

Pasal 8

1.       Lambang organisasi berbentuk bulat.
2.      Warna dasar hijau, berlingkar kuning di tepinya, dengan diapit dua lingkaran putih.
3.      Di bagian atas tercantum akronim “IPNU”, dengan tiga titik di antaranya dan diapit oleh tiga garis lurus pendek, yang satu di antaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semua berwarna putih.
4.      Di bawahnya terdapat bintang sembilan. Lima terletak sejajar, yang satu di antaranya lebih besar terletak di tengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segitiga. Semua berwarna kuning.
5.      Di antara bintang yang mengapit, terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.


BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 9

1.           Setiap pelajar Islam yang menyatakan keinginanya dan sanggup menaati Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga IPNU, dapat diterima menjadi anggota.
2.         Ketentuan-ketentuan tentang keanggotaan diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

BAB VII
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 10
Struktur Organisasi

Struktur Organisasi IPNU terdiri dari :
1.           Pimpinan Pusat untuk tingkat nasional, disingkat PP.
2.          Pimpinan Wilayah untuk tingkat propinsi, disingkat PW.
3.          Pimpinan Cabang untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan kabupaten/kota, disingkat PC.
4.       Pimpinan Cabang Istimewa untuk luar negeri, disingkat PCI.
5.       Pimpinan Anak Cabang untuk tingkat kecamatan, disingkat PAC.
6.      Pimpinan Komisariat untuk tingkat lembaga pendidikan, disingkat PK.
7.      Pimpinan Ranting untuk tingkat desa atau kelurahan dan sejenisnya, disingkat PR.
                                                                       
Pasal 11
Cabang Istimewa

1.       Untuk mencapai tujuan dan usaha-usaha sebagaimana Pasal 6 dan 7, IPNU membentuk departemen, lembaga dan badan yang merupakan bagian dari kesatuan organisatoris IPNU.
2.      Kepengurusan IPNU di semua tingkatan dapat membentuk departemen, lembaga dan badan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.

BAB VIII
KEPENGURUSAN

Pasal 12
Pengurus

1.       Pengurus IPNU di semua tingkatan sesuai dengan struktur organisasi yang ada dipilih dan ditetapkan dalam permusyawaratan sesuai dengan tingkat kepengurusanya.
2.      Ketentuan mengenai komposisi, kriteria, pemilihan dan penetapan pengurus IPNU, diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

Pasal 13
Masa Khidmat

Kepengurusan dibatasi dengan periodisasi masa khidmat berikut:
1.   Masa khidmat untuk Pimpinan Pusat adalah 3 (tiga) tahun
2.   Masa khidmat untuk Pimpinan Wilayah adalah 3 (dua) tahun
3.   Masa khidmat untuk Pimpinan Cabang adalah 2 (dua) tahun
4.   Masa khidmat untuk Pimpinan Anak Cabang adalah 2 (dua) tahun
5.   Masa khidmat untuk Pimpinan Komisariat adalah 1 (satu) tahun
6.   Masa khidmat untuk Pimpinan Ranting adalah 2 (dua) tahun

Pasal 14

Ketentuan tentang kekosongan kepengurusan dan kekosongan jabatan pengurus di semua tingkatan, diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

BAB IX
PELINDUNG DAN DEWAN PEMBINA

Pasal 15

Di setiap tingkat kepengurusan sesuai dengan struktur organisasi yang ada, terdapat pelindung dan dewan pembina.
Hal-hal berkaitan dengan pelindung dan dewan pembina lebih lanjut diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.

BAB X
PERMUSYAWARATAN

Pasal 16

I.         Permusyawaratan untuk tingkat nasional, terdiri dari:
1.       Kongres
2.      Kongres Luar Biasa
3.      Rapat Kerja Nasional
4.      Rapat Pimpinan Nasional
II.    Permusyawaratan untuk tingkat propinsi, terdiri dari:
1.       Konferensi Wilayah
2.      Konferensi Wilayah Luar Biasa
3.      Rapat Kerja Wilayah
4.      Rapat Pimpinan Wilayah
III.   Permusyawaratan untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan kabupaten/kota, terdiri dari:
1.       Konferensi Cabang
2.      Konferensi Cabang Luar Biasa
3.      Rapat Kerja Cabang
4.      Rapat Pimpinan Cabang
I.           Permusyawaratan IPNU untuk tingkat Kecamatan, terdiri dari:
1.       Konferensi Anak Cabang
2.      Konferensi Anak Cabang Luar Biasa
3.      Rapat Kerja Anak Cabang
4.      Rapat Pimpinan Anak Cabang
II.        Permusyawaratan IPNU untuk tingkat lembaga pendidikan dan desa/kelurahan atau sejenisnya terdiri dari:
1.       Rapat Anggota
2.      Rapat Anggota Luar Biasa
3.      Rapat Kerja Anggota

BAB XI
KEUANGAN

Pasal 17

1.       Keuangan IPNU diperoleh dari sumber-sumber dana di lingkungan Nahdlatul Ulama, IPNU, umat Islam, maupun sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
2.     Sumber dana di lingkungan IPNU bersumber dari:
a.                  Iuran anggota
b.                  Usaha yang sah dan halal
c.                   Bantuan yang tidak mengikat
3.      Pemanfaatan iuran anggota lebih lanjut diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.


BAB XII
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN

Pasal 18

Peraturan Dasar IPNU hanya dapat diubah oleh Kongres dengan dukungan minimal 2/3 suara dari jumlah Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang yang sah.

Pasal 19

1.       IPNU hanya dapat dibubarkan dengan keputusan Kongres atau referendum yang dilakukan khusus untuk maksud tersebut.
2.      Apabila IPNU dibubarkan, maka segala hak milik organisasi diserahkan kepada organisasi yang sehaluan dan/atau badan wakaf.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 20

1.       Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Dasar, akan diatur dalam Peraturan Rumah Tangga
2.      Peraturan Dasar ini berlaku sejak waktu ditetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar